Pages

Tuesday, June 3, 2014

Pilihan Maria

NARASI & DIALOG


“Kau tampak buruk sekali di sini,” kata Albert. Matanya terpusat pada sehelai foto yang tersemat dalam buku tahunan SMA Maria. Tulisan besar PESTA DANSA MUSIM SEMI dicetak dengan tinta merah tebal di atas foto-foto murid-murid bergaun dan berjas. Maria dalam foto itu sangat jelek, memang. Seseorang menyiram sirup pada slip dress merah jambunya, lalu blitz kamera memencar ke mana-mana. Biasanya hanya cowok dan cewek populer yang fotonya akan dimuat di halaman khusus pesta dansa dalam buku tahunan, dan aneh rasanya foto Maria bisa dimuat di sana. Lantas, beberapa saat kemudian, Maria tahu semua itu dilakukan untuk mempermalukannya dan gaun basahnya.
“Kenapa kau tidak menghadiri pesta dansa itu? Itu saat-saat bersejarah bagi semua senior di SMA,” sahut Maria, bergeser menjauhi Albert di sofa tempat mereka duduk.
Albert terkikik. “Pesta dansa itu membosankan.”
Maria mengangguk. “Semuanya membosankan karena kau tidak ikut.”
“Dan aku makan burger sendirian.” Albert memandangnya dengan sorot jail. Seringai membentuk di bibirnya. Dia menaikkan kakinya ke meja kopi, hanya beberapa senti dari buku tahunan. “Siapa teman kencanmu waktu itu?”
“James. James bersekongkol dengan orang-orang yang ingin mempermalukanku,” jawab Maria. “Kau benar waktu bilang James hanya mempermainkanku. Aku terlalu senang pada ajakannya ke pesta dansa itu, dan terlanjur setuju.”
Gelak tawa Albert memanasi dada Maria. Maria merasa tolol. Yah, mungkin dia memang tolol. Menuruti ajakan seorang cowok badung macam James, dan mencampakan ajakan kencan makan burger keju dobel dari Albert. Albert ini temannya sejak kecil! Bodoh sekali Maria lebih memercayai James yang masih asing baginya daripada teman sejak kecilnya.
“Oke, aku memang salah,” kata Maria dengan lirih. “Seharusnya aku ikut ajakanmu.”
Albert menyeringai lagi. Maria curiga temannya ini hanya bisa menyeringai. “Baguslah kalau kau sudah sadar. Itu artinya kau mau makan burger keju denganku?”
Maria mengangguk. “Aku tidak akan tertipu lagi sekarang, karena aku memercayaimu.”




***



 NARASI


Mata Albert terpusat pada sehelai foto yang tersemat dalam buku tahunan SMA Maria. Tulisan besar PESTA DANSA MUSIM SEMI dicetak dengan tinta merah tebal di atas foto-foto murid-murid bergaun dan berjas. Dia bilang Maria jelek sekali di fotonya. Gadis itu tahu dirinya memang jelek dengan slip dress merah jambu basah tersiram sirup, dan kejelekan itu diabadikan dalam buku tahunan. Biasanya hanya cowok dan cewek populer yang fotonya akan dimuat di halaman khusus pesta dansa dalam buku tahunan, dan aneh rasanya foto Maria bisa dimuat di sana. Lantas, beberapa saat kemudian, Maria tahu semua itu dilakukan untuk mempermalukannya dan gaun basahnya.
Maria bergeser menjauhi Albert di sofa tempat mereka duduk, dan bertanya pada temannya mengapa dia tidak menghadiri pesta waktu itu. Albert terkikik, mengaku pesta dansa itu membosankan. Albert bukan penggila pesta. Dia lebih memilih makan burger sendirian, karena Maria telah menyetujui ajakan James si cowok badung ke pesta dansa itu.
James bersekongkol dengan orang-orang yang ingin mempermalukan Maria. Dengan sengaja dia mengajak Maria, agar bisa mempermalukannya di depan para murid. Gadis itu merasa sangat tolol sudah menerima ajakannya dan mencampakan Albert. Dia seharusnya mempercayai Albert yang sudah menjadi temannya sejak kecil. Bukan malah tergoda pada ajakan James dan membuang teman sejak kecilnya.
Mengungkapkan penyesalan itu memang memalukan, tapi Maria harus mengungkapkannya pada Albert. Setelah puas menertawainya habis-habisan, Albert mengajak Maria makan burger bersama lagi untuk penebusan penolakan di masa SMA itu. Kali ini Maria tidak menolak atau merasa tertipu, karena dia memercayai Albert.




 Ikutan #narasiVSdialog dari @KampusFiksi
Total word count: 541


No comments:

Post a Comment